Seputarkuningan.com – Seorang santri meninggal di salah satu pondok pesantren yang diduga akibat dikeroyok oleh belasan santri lainnya beberapa hari yang lalu mendapat tanggapan dari Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama Kabupaten Kuningan, H. Ayub Ahmad.
Ayub menyampaikan rasa prihatinnya dengan kejadian tersebut. Ia tak menyangkal, bahwa persitiwa hilangnya nyawa seorang santri di Ponpes Husnul Khotimah memang benar adanya.
“Kami dari kementrian agama, setelah mendengar kejadian di Ponpes Husnul Khotimah itu, ya memang yang pertama turut prihatin dengan kejadian seperti itu. Yang kedua, setelah ada informasi itu kami terus turun ke lapangan mengkroscek kebenaran dan kronologisnya seperti apa,” ungkap Ayub saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (7/12/2023).
Selain itu, kata Ayub, pihaknya juga telah melaporkan kejadian ini ke Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat. Dan, hari ini dari Kementrian Agama sedang membuat surat yang akan di layangkan ke Ponpes Husnul Khotimah.
“Hari ini kami akan melayangkan surat ke Husnul Khotimah. Yang intinya bahwa dari Kementrian Agama menegaskan agar seluruh perangkat yang terkait di yayasan Husnul Khotimah terutama di bidang pondok di mohon untuk lebih meningkatkan pengawasan dan pembinaan supaya hal serupa jangan sampai terjadi kembali di masa masa yang akan datang,” tegas Ayub.
Ayub mengaku, pihaknya selalu mengadakan monitoring-monitoring ke setiap Ponpes yang ada. Ia berharap kedepan dengan kejadian ini bukan hanya di Husnul Khotimah, artinya pihak Kemenag akan melakukan monev kembali ke pesantren pesantren yang ada di Kabupaten Kuningan.
Perlu diketahui, jumlah pesantren yang sudah memiliki ijin operasional di Kabupaten Kuningan sebanyak 212. (Elly Said)