Seputarkuningan.com – Di tengah gempuran permainan digital yang semakin marak, ternyata masih ada sekelompok anak-anak di Desa Citapen Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan yang antusias memainkan permainan tradisional congklak.
Bunyi biji-bijian yang beradu saat dipindahkan dari lubang ke lubang lainnya menjadi pemandangan yang cukup langka di era modern ini. Keberadaan permainan congklak di desa ini menjadi angin segar bagi para pecinta budaya tradisional. Melihat potensi tersebut, mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Kuningan turut serta dalam upaya pelestarian permainan congklak.
Mereka berinisiatif untuk menghidupkan kembali permainan ini dengan mengadakan berbagai kegiatan, seperti sosialisasi tentang sejarah serta manfaat permainan congklak.
“Kami melihat bahwa permainan congklak memiliki banyak manfaat, selain melatih motorik halus, congklak juga dapat melatih kemampuan berhitung dan meningkatkan daya konsentrasi,” ujar Ketua Kelompok KKN, Ahmad Fauzan, Minggu (20/7/2024).
Menurut Fauzan, perkembangan teknologi selain memiliki dampak positif juga memberikan dampak buruk pada anak. Banyak anak yang hari-hari tak mau lepas dari ponsel. Ini tidak baik jika terus dibiarkan.
Dengan adanya upaya bersama antara masyarakat Desa Citapen dan mahasiswa UM Kuningan, diharapkan permainan congklak dapat terus lestari dan menjadi bagian dari warisan budaya bangsa yang tak ternilai harganya.
Melalui permainan tradisional ini, diharapkan generasi muda dapat lebih menghargai nilai-nilai luhur budaya bangsa dan terhindar dari pengaruh negatif budaya asing. (Elly Said)