Seputarkuningan.com – Bupati Kuningan, H Acep Purnama murka ketika mengetahui adanya kasus perundungan terhadap pelajar di Kabupaten Kuningan. Bahkan, Bupati meminta kepada pihak kepolisian untuk bertindak tegas kepada pelaku kekerasan dan meminta agar tidak terulang lagi di kemudian hari. Ini agar menjadi efek jera bagi para pelaku yang melakukan aksi kekerasan.
Korban perundungan yang diketahui seorang pelajar berusia 12 tahun tersebut, kini sudah kembali masuk ke sekolah. Bahkan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan juga telah menjenguk keluarga korban, termasuk melihat kondisi korban yang tengah bersekolah di salah satu PKBM di Kecamatan Cigugur, Kuningan.
“Saya turut prihatin dengan adanya kejadian tersebut. Itu adalah sesuatu yang kita prihatikan ya. Mudah-mudahan itu yang terakhir kali, tidak terjadi lagi,” kata Bupati Acep saat dalam keterangan persnya, Selasa (3/10/2023).
Acep mengimbau, agar segenap masyarakat jangan sekali-kali melakukan perundungan satu dengan yang lain. Termasuk kepada generasi bangsa khususnya anak-anak pelajar, agar tidak berbuat hal-hal negatif.
“Ada pepatah mengatakan, tidak boleh ada satu pun manusia untuk mengeksploitasi manusia yang lain. Jadi apa pun bentuknya baik perundungan, penjajahan maupun tindakan kekerasan di muka bumi ini harus dihapuskan,” tegas Acep.
Menurut Acep, siapa pun yang menerima perlakuan kasar atau kekerasan itu, belum tentu salah. Kalau pun salah, kita sebagai umat yang memegang nilai-nilai agama, itu harus dikedepankan dengan tidak melakukan kekerasan.
Sebab , kata Acep, semua agama mengajarkan kebaikan terhadap sesama. Tidak saling menyakiti satu dengan yang lain, namun saling tolong menolong antar sesama.
“Maka tolong, jangan sampai terjadi lagi seperti itu,” harap Acep.
Nantinya, Acep akan meminta Dinas Pendidikan agar dapat dilakukan pembinaan dan perhatian bersama, khususnya bagi satuan pendidikan di bawah naungan dinas.
“Sehingga nanti dapat diselipkan kegiatan-kegiatan maupun pembelajaran, untuk merubah cara berpikir anak-anak pelajar. Mungkin saja ini terjadi karena penggunaan medsos yang berlebihan, ini yang harus kita bina bersama-sama,” pungkas Acep. (Elly Said)