banner 325x300 banner 325x300
SliderSosial BudayaTerkini

Istri-IstriPolisi Ini Mendadak Jadi Jurnalis

119
×

Istri-IstriPolisi Ini Mendadak Jadi Jurnalis

Sebarkan artikel ini

Advertisement
banner 325x300
Scroll kebawah untuk lihat konten

Seputarkuningan.com – Ada yang berbeda di momen Hari Pers Nasional tahun 2023 ini. Para istri polisi yang tergabung dalam Bhayangkari Cabang Kuningan,  mengikuti pelatihan jurnalistik  hingga membuat konten video. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Lapangan Tembak Mapolres Kuningan, Kamis (9/2/2023)

Acara tersebut dibuka oleh Wakil Ketua Bhayangkari Cabang Kuningan, Ny Nevi Syamsul. Nevi Syamsul menuturkan, kegiatan seminar jurnalistik ini sangat tepat dilakukan. Sebab dapat dijadikan sebagai ajang untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan pengurus Bhayangkari.

“Saya berharap dengan seminar ini dapat memberikan pengetahuan tentang jurnalistik. Sehingga ke depan, ketika ada kegiatan organisasi bisa membuat bahan pemberitaan yang disampaikan ke pimpinan,” harap Nevi.

Narasumber yang dihadirkan dari wartawan senior baik media cetak maupun elektronik. Adapun narasumber tersebut yakni Iyan Irwandi dan Candra Kurnia.

Narasumber pertama, Iyan Irwandi, saat melakukan pemaparan menjelaskan,  jika peran media massa sangat berpengaruh dalam memberikan edukasi bagi masyarakat. Namun media massa dalam pemberitaan harus berimbang, sehingga tidak melanggar kode etik jurnalistik.

“Ketika harus memberitakan sesuatu, maka wajib berimbang. Tidak menulis pemberitaan atas dasar opini diri sendiri, melainkan sesuai dengan keterangan dari narasumber terkait,” jelas Iyan.

Selain itu, kata Iyan,  pemberitaan sebaiknya memiliki unsur 5W+1H. Sebab akan lebih memperjelas informasi yang disampaikan kepada masyarakat, sehingga tidak membuat bingung pembaca.

Sementara itu, narasumber berikutnya, Candra Kurnia menjelaskan kaitan dengan pengambilan foto dan video. Paling penting, foto maupun video yang diambil dapat menceritakan kondisi yang ingin dikabarkan kepada orang lain.

“Ada beberapa teknik pengambilan video seperti long shoot, medium shoot, dan close up. Misalnya begini, saat mengambil video dari sebuah ruangan kita ambil dulu secara keseluruhan dari peserta yang hadir,” kata Candra.

Usai itu, kata Candra, saat pengambilan video berikutnya fokus pada peserta tertentu yang dianggap menarik. Termasuk jika ingin mengambil video narasumber, maka harus diambil dari posisi jarak cukup dekat.

“Setiap video yang diambil minimal hanya 7 detik saja. Karena video itu akan memasuki proses editing, sehingga memudahkan editor saat melakukan edit video,” ujar Candra.

Selain memberikan materi keilmuan jurnalistik, peserta pelatihan juga mendapat wawasan tambahan mengenai pengambilan video. Bahkan usai sesi materi, peserta diarahkan untuk menjalani uji praktek lapangan di kawasan Mapolres Kuningan.

Panitia sendiri menyediakan sejumlah hadiah hiburan bagi peserta terbaik dalam pengambilan video. Hasil penilaian dilakukan langsung oleh narasumber dibantu wartawan dari media elektronik. (Elly Said)

Tinggalkan Balasan