banner 325x300 banner 325x300
NewsSliderTerkini

Setelah PMK, Virus LSD Ancam Ternak Sapi

78
×

Setelah PMK, Virus LSD Ancam Ternak Sapi

Sebarkan artikel ini


Seputarkuningan.com – 
Belum juga tuntas permasalahan penyakit mulut dan kaki  yang menyerang ternak sapi, kini ternak sapi terancam dengan adanya penyakit Lumpy Skin Disease atau penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh virus LSD. Di Kabupaten Kuningan jumlah sapi perah yang terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau dikenal dengan sebutan penyakit Lato – Lato, jumlahnya sudah mencapai sekitar 13 ekor.

Advertisement
banner 325x300
Scroll kebawah untuk lihat konten

Para peternak sapi pun khawatir sapi-sapinya jatuh sakit karena terinveksi Virus LSD ini. Virus LSD ini menyebabkan demam, timbul seperti bentol-bentol pada kulit.

“Kesehatan sapi hingga terjangkit, itu akibat paparan virus melalui serangga yang terjadi di lingkungan kandang sapi,” kata Jhonnais,  Penyuluh Koperasi Susu Karya Nugraha, saat ditemui kandang sapi milik warga, Selasa (7/3/2023). 

Jhonnais menyebut, sebaran penyakit itu diketahui, pada beberapa pekan lalu hingga membuat peternak resah. Penyebaran tersebut terjadi sekitar dua minggu yang lalu. Hal tersebut diketahui setelah dilakukan cek medis melalui laboratorium.

Mengenai gejalanya hingga sapi mengalami sakit dan diketahui terpapar LSD, ini di terlihat pada bagian organ bawah sapi. 

“Gejala penyakit LSD positif, ini dari timbulnya bentuk bulat pada kaki sapi. Nah, bentuk bulat itu bisa membesar hingga akhirnya pecah. Nah, saat pecah nanti, cairan itu bau tak sedap,” kata Jhonais.



Seperti yang dialami Yono (36) salah seorang peternak sapi di Desa Puncak Kecamatan Cigugur mengaku resah dan khawatir dengan adanya virus LSD tersebut.

“Resah dan hawatir, apalagi penyakit itu baru terjadi sekitar semingguan lalu,” kata Yono.

Menurut Yono, serangan penyakit itu terjadi pada bagian bawah, itu terlihat di kaki depan dan belakang hingga menimbulkan keanehan bentuk tubuh sapi.

“Penyakit ini kalau kata petugas medis hewan, itu penyakit cacar sapi, yang di akibatkan oleh penyebaran virus. Nah, berdasarkan pengalaman saya, awal serangan penyakit itu dari bagian kaki sapi. Dengan muncul bentuk bulat dan aneh, hingga bentuk itu membesar, membuat sapi sakit,” kata Yono.

Dampak penyebaran penyakit ini, lanjut Yono, menimbulkan kondisi fisik sapi lemah hingga nafsu makan hilang. Akibatnya, produksi susu menurun drastis.

“Penyakit PMK saja belum tuntas, sekarang ada lagi penyakit baru. Tentu saja ini menjadi kekhawatiran kami sebagai peternak. Semasa serangan penyakit mulut dan kaki saja saya rugi hingga puluhan juta dan dari pemerintah hanya dapat ganti 1 ekor. Mudah-mudahan bisa diatasi secepatnya,” ujar Yono. (Elly Said)

Tinggalkan Balasan