Seputarkuningan.com – Ratusan anggota Perguruan Silat Paguyuban Baroedak Silat Sekolah (PBSS) Pencak Silat Klub Bersatu atau lebih dikenal PBSS Kuningan diuji kemampuan penguasaan materi gerak jurus dari mulai gerak dasar sampai jurus khas perguruan di GOR Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Jalaksana, Minggu (30/7/2023)
Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) tersebut diuji oleh tim penilai khusus, UKT dilakukan sesuai tingkat sabuknya masing-masing dari tingkat taruna, muda sampai madya. Di antaranya adalah Satuan Latihan (Satlat) SMAN 3 Kuningan, SMKN 1 Kuningan, SMPN 1 Luragung, Ciporang, SMAN 1 Lebakwangi, SMAN 1 Jalaksana, Timbang, SMP Trimulya, MI Kramatmulya, IC Club, MTs Aruhama dan beberapa satlat lainnya.
“Alhamdulillah, pengujian anggota tahap 1 dapat dilaksanakan dengan baik,” ujar Ketua Panitia UKT PBSS Kuningan, Taofik Septiyana didampingi Sekretaris, Siska Sutrisliani dan Bendahara, Rina Hardiyanti dalam keterangan persnya.
Untuk itu, para peserta ujian akan melanjutkan pada tahap 2 untuk mengikuti ujian pencarian sabuk yang akan digelar tanggal 11-12 Agustus 2023 mendatang. Rencananya di Kampus SMKN 1 Kuningan atau SMAN 1 Jalaksana karena bakal dibahas lagi dengan tim panitia dan pengurus pusat.
Sedangkan materi ujian pencarian sabuk akan meliputi pemahaman dab pengetahuan tentang sejarah berdirinya PBSS dari sebuah klub olahraga menjadi perguruan silat yang mandiri dan berbadan hukum, arti lambang perguruan, pengupasan janji anggota, mampu menyanyikan Mars PBSS, latihan kepemimpinan, kebersamaan dan tanggung jawab serta ketangguhan mental pesilat.
“Kegiatan UKT rutin diselenggarakan setiap 6 bulan sekali dengan tuan rumah bergilir setiap satlat atau disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kesepakatan para tim pelatih,” tuturnya.
Sementara itu, Guru Besar PS Kuningan, Iyan Irwandi, mengapresiasi pelaksanaan UKT yang melibatkan ratusan anggota dari sejumlah satlat sehingga diharapkan kegiatan rutin tersebut dapat terus dilaksanakan sesuai agenda agar roda organisasi berjalan dinamis termasuk dalam pengkaderan pelatih.
Semakin tinggi sabuknya harus berpengaruh terhadap prilaku dan karakter yang tidak mudah terpancing tapi bisa menahan diri. Karena anggota PBSS tidak dibentuk menjadi petarung di luar arena namun diarahkan sebagai pesilat berprestasi di arena pertandingan resmi. “Terpenting, para anggota harus hormat dan berbakti kepada orangtua,” kata Iyan.
Disinggung keberadaan satlat, PBSS sudah memiliki cukup banyak satlat termasuk di luar daerah. Satlat yang pernah ada dan paling jauh di luar Kabupaten Kuningan adalah Satlat Sengayam Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) di bawah kepemimpinan Pelatih, Jhon dan Satlat Provinsi Banten di bawah komando Muhammad Husen.
“Namun khusus untuk Satlat Banten sudah tidak ada karena pelatihnya, kembali ke Kuningan dan menjadi pengajar di MTs Aruhama,” tutup Iyan. (Elly Said)