banner 325x300 banner 325x300
SliderSosial BudayaTerkini

BENARKAH REVITALISASI WADUK DARMA AKAN JADI BERKAH?

92
×

BENARKAH REVITALISASI WADUK DARMA AKAN JADI BERKAH?

Sebarkan artikel ini

Seputarkuningan.com – Revitalisasi Waduk Darma yang akan dijadikan Destinasi Wisata Internasional masih meninggalkan sejumlah permasalahan bagi warga sekitar. Benarkah revitalisasi Waduk Darma ini akan membawa berkah bagi masyarakat sekitar? Pertanyaan ini sepertinya akan sangat mudah dijawab. Tentu akan tergambar seperti apa kelak Waduk Darma yang selama ini menjadi salah satu ikon masyarakat Kuningan dan khususnya warga masyarakat Kecamatan Darma dengan keindahan alamnya yang elok yang merupakan anugrah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mungkin besok setelah menjadi wisata internasional akan banyak wisatawan yang datang berkunjung baik domestik maupun turis untuk menikmati keindahan alam dan fasilitas yang kelak akan ada di Waduk Darma.


Hal ini diungkapkan salah seorang warga Desa Cikupa Kecamatan Darma, Dadan Somantri Indra Santana, SH yang merasa khawatir dengan adanya revitalisasi Waduk Darma tersebut. Bukan tanpa alasan Dadan mengungkapkan kekhawatirannya itu. Pasalnya,  secara sepintas dengan adanya revitalisasi tersebut tentu akan membuat kita berpikir bahwa kehidupan di lingkungan Waduk Darma akan berubah terutama masyarakat sekitar, mungkin disana akan terjadi berbagai pertumbuhan yang akan berkembang pesat, dari mulai pertumbuhan ekonomi masyarakat dan lain sebagainya.


” Namun,   saya sebagai masyarakat asli yang hidup disekitar Waduk Darma justru memiliki sudut pandang yang lain terhadap kondisi ini, dengan fakta yang sekarang saya saksikan dan rasakan, justru semua gambaran diatas saya memandang akan berbanding terbalik dengan kenyataan sesungguhnya,” ujar Dadan kepada awak media dalam keterangan persnya, Selasa (29/10/2019).


Menurut Dadan, revitalisasi Waduk Darma yang akan dijadikan destinasi wisata Internasional dari awal dianggap “gagal”.  Hal ini dikarenakan sosialisasi tahap awal yang seharusnya dilakukan pemerintah untuk menjelaskan tentang rencana tersebut tidak dilakukan secara serius dan tidak maksimal, ini mendeskripsikan bahwa pemerintah tidak menghitung atau mempertimbangkan beberapa hal yang sifatnya krusial bagi tatanan kehidupan bermasyarakat, mengingat yang direncanakan ini akan langsung bersentuhan dengan warga masyarakat yang ada di sekitar Destinasi Waduk Darma tersebut, semisal tokoh tokoh masyarakat yanga ada di sekitar Waduk Darma khususnya yang mengetahui sejarah serta berbagai kearifan lokal yang sudah menjadi tradisi dilingkungan sekitar. 


” Tidak tahu  apa yang sedang dan akan dilakukan pemerintah sebagai pemangku kebijakan terhadap lingkungannya, bukankah ini agak rancu ?  lalu bentuk kemajuan, perkembangan, pertumbuhan seperti apa yang akan di haturkan oleh pemerintah untuk warga yang ada di sekitar Waduk Darma khususnya ? yang akan terkena dampak langsung dari program pemerintah tersebut,” tandas Dadan.


Pemangku kebijkan tidak akan merasakan apa yang dirasakan warga sekitar setelah destinasi Waduk Darma ini setelah selesai dikembangkan. Kalau hanya dampak positif yang akan dirasakan mungkin ini tidak akan jadi masalah bahkan menjadi harapan seluruh warga, tapi jika sebalikya, ketika dampak yang muncul adalah dampak negatif, siapa yang akan bertanggungjawab ? 


 ” Jangan sampai hal ini terjadi seperti Waduk Cileuweung, yang hingga saat ini masyarakat sekitar belum mendapat kepastian atas nasibnya karena program pemerintah yang niatnya ingin memajukan dan mensejahterakan masyarakat namun pada faktanya malah terbalik,” ujar Dadan.


Dadan menungkapkan rasa khawatirnya jika revitalisasi tersebut telah selesai dilakukan akan berdampak negatif bagi kehidupan warga sekitar Waduk Darma, seperti          pergeseran kebudayaan yang berdampak pada degradasi moral yang akan menimpa pada generasi penerus yang ada disekitar pengembangan Destinasi Wisata Waduk Darma.


” Bagaimana kalau pertumbuhan ekonomi kami justru semakin terpuruk karena kami hanya menjadi penonton saja dalam pertumbuhan ekonomi tersebut karena ekonomi kafitalis sedang menjadi trending saat ini ? Bagaimana kalau usaha kami yang sudah ada disekitar Waduk Darma ini ikut tergerus dan akhirnya gulung tikar karena tidak ada solusi dan kalah bersaing ? Bagaimana kalau kedepan anak cucu kami lebih memilih nongkrong di Waduk Darma daripada mengaji di pesantren pesantren yang selama ini sudah menjadi ikon kecamatan darma sebagai daerah santri ? Bagaimana kalau, bagaimana kalau ? 
masih banyak pertanyaan dan kekhawatiran dalam benak saya,” ungkap Dadan.


Dadan meminta kepada pemerintah daerah untuk menghentikan sementara program ini sebelum semuanya jelas. Dadan pun mempertanyakan payung hukum yang akan mengatur ketika revitalisasi ini selesai.


” Apakah pemerintah daerah bisa memberikan jaminan tidak akan terjadi hal-hal yang kami khawatirkan. Ketika ini terjadi, kami tidak akan tinggal diam saja kemungkinan kami akan menempuh jalur hukum baik hukum positif yang berlaku di negara kita maupun hukum adat yang berlaku pada masyarakat Darma khususnya,” pungkas Dadan. (Elly Said)


Tinggalkan Balasan