Seputarkuningan.com – Indra Gunawan, salah seorang tokoh pemuda Kabupaten Kuningan mempertanyakan anggaran kompetitif melalui Bantuan Keuangan Pemprov Jabar sebesar 4.4 Milyar Rupiah. Anggaran kompetitif melalui Bankeu Pemprov Jabar ini diperuntukkan untuk bantuan bibit hingga pupuk bagi petani.
Bahkan, kabarnya anggaran tersebut telah digelontorkan ole Pemprov Jabar melalui sejak awal tahun 2023.
“Saya mengetahui ada bankeu dari Pemprov Jabar untuk sektor pertanian untuk bibit cabe Jawa. Dan itu sudah ada dari Bulan Januari atau Pebruari 2023. Anggaran ini nilainya besar, sekitar Rp 4,4 miliar lebih, alokasinya untuk pengadaan bibit hingga pupuk melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian,” kata Indra kepada awak media dalam keterangan persnya, Rabu (29/11/2023).
Menurut Indra, ada lima desa di Kecamatan Darma yang mendapatkan anggaran tersebut. Hanya sampai sekarang, anggaran miliaran tersebut belum juga terserap oleh dinas terkait.
“Tentu ini sangat disayangkan ya. Kita sekarang sedang berupaya untuk mewujudkan ketahanan pangan, tapi saat ada bantuan bibit dan pupuk bagi petani malah tidak direalisasikan,” ujar Indra.
Indra menyebut, lima desa penerima bantuan penyaluran bibit dan pupuk melalui anggaran tersebut berada di Kecamatan Darma di antaranya seperti Desa Tinggar, Desa Karangsari, Desa Cageur dan Desa Situsari
“Apalagi sekarang sudah menjelang akhir tahun, tapi malah sampai sekarang tidak dilaksanakan, saya tidak tahu kenapa dan apa kendalanya. Anggaran bankeu provinsi itu sudah ada, tapi tidak diserap, dan ini sangat disayangkan. Adanya bantuan itu kan hasil kajian, apa sih mana yang harus dibantu. Ini kan bukan hanya bentuk seremonial saja,” ujar Indra.
Mestinya, kata Indra, dengan adanya anggaran yang telah disiapkan oleh Pemprov Jabar bisa terealisasi. Seharusnya sudah berjalan sejak lama, namun saat pengecekan di lapangan masih juga belum ada realisasi bantuan melalui anggaran itu. Indra menyayangkan, anggaran sebesar ini tidak diamnfaatkan oleh pihak dinas terkait.
“Tahun ini kan kita dihadapkan pada kemarau panjang, petani tentu berharap ada bantuan seperti pupuk dan bibit pertanian. Ini sangat disayangkan tidak terlaksana dengan anggaran yang cukup besar,” kata Indra.
Sekali lagi, Indra sangat menyayangkan ada anggaran cukup besar tapi dibiarkan saja oleh dinas terkait.
“Tentu bantuan ini ditetapkan oleh provinsi berdasarkan hasil kajian. Saat anggaran sudah ada, malah tidak dioptimalkan oleh dinas,” imbuh Indra.
Indra berani memastikan, jika realisasi anggaran belum terlaksana karena sudah mengecek di lapangan. Apakah ada unsur dugaan sengaja agar program tidak dijalankan, atau seperti apa.
Menurut Indra, di Kuningan ada dua potensi yang lebih menonjol yaitu pariwisata dan pertanian. Namun saat ada anggaran untuk mendongkrak sektor pertanian, malah tidak dimaksimalkan secara baik.
“Ini yang menjadi pertanyaan, sudah menjelang akhir tahun tapi tidak dilaksanakan, ada apa dan kenapa, di mana permasalahannya. Jadi kembali lagi ini soal kinerja, apakah ada unsur kesengajaan atau seperti apa. Saya di sini tuh mengomentari system kerjanya seperti apa dan rasa tanggung jawabnya. Karena harus dipikirkan bantuan ini ketok palu pihak provinsi ini hasil kajian,” tegas Indra.
Indra menyebut, bahwa anggaran sebesar 4.4 milyar rupiah itu sudah syand by sejak sekitar Pebruari 2023 di kas daerah Kabupaten Kuningan. Artinya, anggaran tersebut sudah ada di Kuningan dan tinggal dilaksanakan.
“Di bulan Pebruari 2023, saya juga pernah menanyakan secara langsung kepada pihak dinas terkait. Pada saat itu kepala dinasnya menjawab akan melaksanakannya, akan tetapi hingga sekarang belum terlaksana. Kenapa ini tidak sampai dilaksanakan,” tutup Indra. (Elly Said)