Seputarkuningan.com – Menjadi polisi bukanlah menjadi mimpi terakhir dalam kehidupan Aiptu Sukarna. Meski sudah menyandang pangkat di pundak, Kanit Binmas Polsek Ciniru masih punya keinginan lain. Berawal dari keinginnya membentuk bengkel iman, bersama dengan warga Aiptu Sukarna mampu mendirikan pondok pesantren. Keberadaan Pondok Pesantren Al Furqon di Desa Tundagan, Kecamatan Hantara, semakin melengkapi sarana pendidikan masyarakat setempat khususnya untuk mendalami agama Islam. Bahkan, selama lima tahun berdiri, pondok pesantren Al Furqon telah menghasilkan banyak lulusan hafiz Quran dan berprestasi di event tingkat kabupaten dan provinsi, tak sedikit pula yang melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi hingga ke luar negeri.
“Alhamdulillah sudah ada delapan lulusan Ponpes Al Furqon yang kami kirim untuk melanjutkan pendidikan ke pesantren di Ciamis dengan tujuan nanti setelah lulus bisa mengabdi di sini. Tiga sudah lulus dan mulai mengajar, dan ada satu lagi diberangkatkan ke Yaman untuk melanjutkan pendidikan atas beasiswa dari Al Bahjah,” ungkap Sukarna kepada Seputarkuningan.com, Kemarin.
Sukarna menceritakan asal mula muncul ide membangun pondok pesantren Al Furqon tersebut berawal dari kegiatan sambang dan dialog bersama masyarakat dalam kegiatan rutinnya sebagai anggota Bhabinkamtibmas. Dari kunjungannya tersebut, dia banyak menerima aspirasi masyarakat yang menginginkan adanya lembaga pendidikan agama Islam untuk meningkatkan derajat keimanan dan ketakwaan masyarakat Kecamatan Hantara.
“Dari hasil keliling bertemu masyarakat, banyak warga dan pemuda Hantara yang ingin menuntut ilmu di pondok pesantren, namun karena terkendala jarak ke kota sangat jauh ditambah biaya pendidikan yang mahal. Ini membuat saya berpikir untuk membuat pondok pesantren di sini sebagai Bengkel Iman untuk masyarakat Hantara dan sekitarnya,” papar Sukarna.
Setelah berbincang dengan tokoh agama dan masyarakat setempat, akhirnya tercetus ide membangun pondok pesantren untuk melengkapi keberadaan MTs milik Yayasan Raudhtul Ulum di Desa Mandapajaya yang kini sudah berubah status menjadi MTsN 12 Kuningan. Hingga akhirnya pada tahun 2014, Sukarna mendapat informasi tentang adanya bantuan hibah untuk pembangunan pesantren dari Belanda. Informasi tersebut tidak disia-siakan Sukarna yang kemudian membentuk tim dan menyusun proposal untuk meminta bantuan dana hibah tersebut.
“Alhamdulillah akhirnya permohonan tersebut disetujui dan kami mendapat bantuan hibah dana sebesar Rp 1,4 miliar. Dari dana tersebut kami mulai membangun sarana fisik bangunan pesantren, asrama putra dan pondasi masjid. Semuanya kami bangun atas partisipasi masyarakat dan donatur, salah satunya pembangunan masjid yang sekarang berdiri megah pun atas partisipasi dr Rini owner RSU Juanda,” ujar ayah empat anak tersebut.
Kini, keberadaan Pondok Pesantren Al Furqon sudah terbangun 80 persen dan masih tersisa beberapa kekurangan pembangunan fisik pesantren di antaranya asrama putri dan tempat tinggal ustaz. Sukarna mengaku, saat ini pihaknya bersama pengurus pondok pesantren mengupayakan kelengkapan pesantren tersebut bertahap secara swadaya dan membuka partisipasi donatur.
Sementara itu, Kapolsek Ciniru Arif Zaenal Abidin mengaku bangga dengan apa yang telah diperbuat salah satu anggotanya tersebut. Arif yang baru bertugas dua bulan sebagai Kapolsek Ciniru, mengaku sangat terbantu dengan yang dilakukan Sukarna dalam mewujudkan Kamtibmas wilayah Hantara dan sekitarnya.
“Kami sehari-hari memanggil beliau Pak Ustaz. Peran Aiptu Sukarna tersebut sangat membantu tugas Kapolsek dalam mewujudkan situasi Kamtibmas khususnya di wilayah Hantara. Saya sangat bangga terhadap sosok Aiptu Sukarna yang telah berhasil merangkul masyarakat melakukan hal positif membangun pondok pesantren. Semoga apa yang dilakukan Pak Sukarna menjadi teladan dan contoh positif bagi anggota Polsek Ciniru khususnya dan Polri pada umumnya,” ujar Kapolsek. (Elly Said)