banner 325x300 banner 325x300
NewsSliderTerkini

TERTUTUP AWAN, PENGEBOMAN AIR DILAKUKAN HANYA SEKALI

80
×

TERTUTUP AWAN, PENGEBOMAN AIR DILAKUKAN HANYA SEKALI

Sebarkan artikel ini

Seputarkuningan.com – Dampak tertutup awan di
sekitar lokasi titik api blok Gua Walet ketinggian 2.950 meter diatas permukaan
laut (mdpl) membuat pengeboman air dari atas menggunakan helikopter water
bombing hanya dapat dilakukan satu kali, tak hanya diselimuti kabut. Angin
kencang pun menjadi kendala pengeboman air tak dilanjutkan.
Hal ini disampaikan langsung pilot Captain Agus Rustamadji, hari ini
penerbangan pertama memang untuk mencoba bombing atau pengeboman ke titik api.
Dikarenakan cuaca tidak mendukung sehingga pengeboman hanya dapat dilakukan
satu kali.
“Kami tidak sanggup karena kalau siang kondisinya semakin tertutup awan
dan angin semakin kencang, secara siklus memang yang paling bagus itu pagi hari.
Jadi hari ini cukup sekali, akan dilanjutkan penerbangan besok pagi pukul 08.00
WIB. Pokoknya akan kami upayakan semaksimal mungkin,” ujar Captain Agus Rustamadji
pilot dari Bandar Udara Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Disampaikan Agus, pihaknya terbang dengan ketinggian 9300 fit. Kondisi
diatas angin sudah sangat kencang dan lokasi api tertutup awan. Jadi sangat
sulit untuk dilanjutkan pengeboman air, kalau pun dilanjutkan ini akan
membahayakan karena aturan terbangnya tidak boleh melintasi awan.
“Kami akan kembali mengupayakan besok pagi, mudah-mudahan besok
cuacanya mendukung sehingga memudahkan dan mempercepat proses pemadaman,” kata
Agus Rustamadji.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun helikopter water
bombing milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana mendarat di Villa Rokhmat
Ardian Dusun Palutungan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan
pukul 10.00 WIB. Terbang pertama dilakukan pukul 13.00 WIB dan melakukan
pengambilan air di Waduk Darma.
Hingga Jumat siang titik api sudah menyebar menuju jalur pendakian
Linggasana, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Sejak kemarin hingga
sekarang banyak relawan dari pecinta alam terus berdatangan guna membantu tim
yang sudah lebih dulu melakukan upaya pemadaman dengan membuat ilaran alur
sekat bakar.
Meskipun sudah diupayakan dengan alur sekat bakar, dikarenakan angin
kencang kobarana api pun dengan mudah meluas. Sehingga petugas di lokasi pun
kewalahan menghadapi amukan si jago merah. (Agus Maulani)

Tinggalkan Balasan