Seputarkuningan.com – Komite Mahasiswa Peduli Kuningan yang terdiri dari perwakilan organisasi mahasiswa UNIKU mendatangi gedung DPRD Kuningan, Senin (1/10/2018) untuk mempertanyakan nasib anggaran pendidikan di Kabupaten Kuningan yang dinilai masih rendah.
Menurut salah satu mahasiswa Cheppy Rully mengatakan, pendidikan di Kabupaten Kuningan masih belum dianggap baik dengan jumlah nilai anggaran yang hanya sekitar 5 % saja.
” Masih banyak sekolah-sekolah yang kekurangan ruang belajar, masih ada sekolah-sekolah yang rusak. Program pemerintah yang mengatakan sekolah itu gratis saja tidak terbukti, kenyataannya masih banyak sekolah-sekolah yang mengambil pungutan dari murid dengan nominal yang telah ditentukan,” kata Cheppy.
Cheppy menyayangkan, dari tahun ke tahun anggaran untuk pendidikan mengalami penurunan bahkan tahun ini hanya 4 % anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan. Menurut Cheppy, kalau saja fungsi budgeting dewan digunakan maka anggaran pendidikan tidak akan sekecil itu.
” Kalau saja dewan dan instansi terkait menjalankan UU no 20/2003, pasal 49, maka bisa menyelamatkan nasib pendidikan di Kuningan. Amanat UU kan anggaran untuk pendidikan minimal 20 %,” ujar Cheppy.
Sementara itu, Oos Kosasih mahasiswa lainnya pun mempertanyakan peran dan fungsi dewan yang mempunyai hak inisiatif untuk memperjuangkan anggaran khususnya di bidang pendidikan.
” Sampai-sampai masih ada sekolah yang kekurangan kursi hingga harus pinjam kursi dari balai desa,” ucap Oos.
Audiensi ini langsung diterima oleh Ketua Komisi IV DPRD Kuningan Ujang Kosasih dan beberapa anggotanya. Ujang pun membenarkan bahwa anggaran pendidikan di Kabupaten Kuningan masih belum memadai. Dari tahun ke tahun jumlahnya malah menurun.
” Tahun sekarang saja anggaran pendidikan mencapai 4 % saja dari sebelumnya 6% kemudian turun lagi 5% dan sekarang hanya 4% saja,” kata Ujang.
Ujang berjanji, akan menindak lanjuti aspirasi yang disampaikan oleh Komite Mahasiswa Peduli Kuningan ini. (Elly Said)