Ka Lapas Kuningan saat menunjukkan hasil karya napi binaan |
Seputarkuningan.com – Pada kegiatan pemberian
remisi kemerdekaan dirgahayu 74 tahun Republik Indonesia di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Kuningan, nampak berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun
ini, Lapas Kelas II A Kuningan selain memberi remisi kemerdekaan pada para
narapidana juga mempamerkan hasil karya seni kerajinan tangan yang bersumber
dari berbagai limbah.
remisi kemerdekaan dirgahayu 74 tahun Republik Indonesia di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Kuningan, nampak berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun
ini, Lapas Kelas II A Kuningan selain memberi remisi kemerdekaan pada para
narapidana juga mempamerkan hasil karya seni kerajinan tangan yang bersumber
dari berbagai limbah.
Kepala Lapas Kelas II A Kuningan Samsul Hidayat mengatakan, kerajinan
tangan para napi ini membuktikan mereka selama berada di dalam lapas itu diberi
pelatihan, bimbingan. Bahkan tidak hanya itu, aktivitas sehari-hari juga mereka
melakukan senam pagi hingga shalat berjamaah.
tangan para napi ini membuktikan mereka selama berada di dalam lapas itu diberi
pelatihan, bimbingan. Bahkan tidak hanya itu, aktivitas sehari-hari juga mereka
melakukan senam pagi hingga shalat berjamaah.
“Betul-betul kami latih agar mereka kreatif, pelatihan ini diberikan
kepada semua napi dan tahanan. Ini hasil daripada kreatifitas mereka. Karya
seni ini bisa mereka selesaikan dalam kurun waktu satu bulan. Bahkan dari
beberapa karya seni ini udah ada yang terjual,” ujar Samsul Hidayat, belum lama
ini.
kepada semua napi dan tahanan. Ini hasil daripada kreatifitas mereka. Karya
seni ini bisa mereka selesaikan dalam kurun waktu satu bulan. Bahkan dari
beberapa karya seni ini udah ada yang terjual,” ujar Samsul Hidayat, belum lama
ini.
Karya seni ini, lanjut Samsul, murni hasil kreatifitas para napi dan
tahanan Lapas Kelas II A Kuningan. Petugas justru hanya mendampingi, untuk
kisaran harga para napi juga yang menentukan mulai kisaran 250 ribu hingga
jutaan rupiah.
tahanan Lapas Kelas II A Kuningan. Petugas justru hanya mendampingi, untuk
kisaran harga para napi juga yang menentukan mulai kisaran 250 ribu hingga
jutaan rupiah.
“Beberapa hari lalu kami sudah berikan souvenir kepada notaris yang
tempat tinggalnya persis di depan lapas, kreatifitasnya lah yang mahal. Saya
juga cukup tertarik karena selama pameran ini langsung ada yang membelinya, ini
semua dibuat dari limbah otomotif, kayu dan kertas. Saat ini saya sedang
menjajaki, hanya saja stand pameran pembangunannya mahal sehingga kami tidak
memiliki cukup banyak biaya untuk sewa standnya,” kata Samsul.
tempat tinggalnya persis di depan lapas, kreatifitasnya lah yang mahal. Saya
juga cukup tertarik karena selama pameran ini langsung ada yang membelinya, ini
semua dibuat dari limbah otomotif, kayu dan kertas. Saat ini saya sedang
menjajaki, hanya saja stand pameran pembangunannya mahal sehingga kami tidak
memiliki cukup banyak biaya untuk sewa standnya,” kata Samsul.
Dikatakan Samsul, mungkin akan dicoba melalui komunikasi dengan
Sekretaris Daerah (Sekda) agar dapat menyediakan lahan biar stand atau tendanya
pihak lapas yang bangun guna mempamerkan hasil karya seni para napi dan
tahanan.
Sekretaris Daerah (Sekda) agar dapat menyediakan lahan biar stand atau tendanya
pihak lapas yang bangun guna mempamerkan hasil karya seni para napi dan
tahanan.
“Kami hanya akan meminta lahan saja, biar tendanya kami yang bangun
sendiri. Jika nanti dikasih lahan dalam pameran pembangunan selain mempamerkan
hasil karya seni, kami juga akan memperkenalkan pada masyarakat bagaimana
proses pemasyarakatan secara teknologi. Sebetulnya hasil karya seni para napi
ini sudah kami kenalkan melalui YouTube kami,” ujarnya. (Agus Maulani)
sendiri. Jika nanti dikasih lahan dalam pameran pembangunan selain mempamerkan
hasil karya seni, kami juga akan memperkenalkan pada masyarakat bagaimana
proses pemasyarakatan secara teknologi. Sebetulnya hasil karya seni para napi
ini sudah kami kenalkan melalui YouTube kami,” ujarnya. (Agus Maulani)