banner 325x300 banner 325x300
SliderSosial BudayaTerkini

DERITA NENEK RUNASIH, TEMPATI RUMAH YANG NYARIS AMBRUK

75
×

DERITA NENEK RUNASIH, TEMPATI RUMAH YANG NYARIS AMBRUK

Sebarkan artikel ini

Seputarkuningan.com – Runasih (70)  warga Dusun Puhun RT 09/03, Desa Ciherang, Kecamatan Kadugede, yang karena keterbatasan ekonomi mengharuskan dia tinggal di rumah yang nyaris ambruk dan tidak layak huni. Kehidupan Runasih salah satu potret kemiskinan yang masih terjadi di Kabupaten Kuningan.


Hampir empat tahun,  Runasih yang kini tinggal bersama empat cucunya menempati rumah yang kondisinya terbilang jauh dari kata layak. Rumah yang ditempati bersama keluarga kecilnya sejak 30 tahun tersebut kini kondisinya sudah sangat memperihatinkan. Tampak dinding rumah Runasih banyak yang sudah mengelupas, bahkan satu kamar sudah jebol karena tak lagi kuat menahan beban. Satu kamar di sebelahnya pun kini temboknya sudah doyong dan menyebabkan lubang menganga di bagian atasnya. Khawatir sewaktu-waktu kamar tersebut pun bisa ambruk.


” Saya khawatir  kalau hujan deras rumah ini akan ambruk. Apalagi di samping rumah ada jurang, kalau ambruk kami tidak tahu harus tinggal dimana lagi,” ujar Runasih kepada Seputarkuningan.com, Kemarin.



Bagian dapur rumah Runasih pun hanya ditutup dinding bilik yang sudah lapuk. Tak ada kamar mandi ataupun WC, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hajatnya Runasih harus berjalan kaki hingga 300 meter ke WC umum.

Advertisement
banner 325x300
Scroll kebawah untuk lihat konten



“Suami saya sudah meninggal sekitar tiga tahun yang lalu. Saya punya tiga anak, dua perempuan dan satu laki-laki, semuanya sudah berkeluarga. Namun kehidupan mereka pun tidak jauh beda, penghasilan yang sangat pas-pasan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja sehingga tidak bisa membantu untuk memperbaiki rumah,” ungkap Runasih. 


Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Runasih mengaku hanya mengandalkan kiriman dari anak laki-lakinya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh di gudang kayu. Sementara dari dua anak perempuannya, Runasih mengaku tak bisa berharap banyak karena mereka pun ikut suami yang penghasilannya sangat minim.

Menurut pengakuan Runasih, dirinya  pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah desa setempat untuk perbaikan rumahnya sekitar lima bulan yang lalu. Berupa beberapa lembaran asbes untuk mengganti seluruh genteng rumahnya yang sudah banyak hancur.


“Alhamdulillah kalau hujan sekarang sudah teduh, karena ada bantuan dari pemerintah desa mengganti semua genteng dengan asbes. Semoga ada bantuan lagi untuk perbaikan tembok, karena sudah banyak yang jebol terutama kamar belakang sudah ambruk. Bahkan pernah ada ular masuk dari kamar itu,” ujar Runasih.


Kondisi ekonomi yang serba kekurangan, membuat Runasih tak bisa berbuat banyak dan pasrah membiarkan rumah tempat tinggalnya bersama empat cucunya lapuk dimakan waktu. Satu-satunya yang bisa dilakukan Runasih adalah berharap ada uluran tangan dari pemerintah ataupun dermawan untuk membantu memperbaiki rumahnya menjadi lebih layak untuk ditinggali. (Elly Said)

Tinggalkan Balasan