Seputarkuningan.com – Dalam diskusi bertajuk “Anak Muda Di Parlemen Bisa Apa” yang digagas Sarjana Urang Kuningan (SARUKUN), Kemarin mencuat soal isu sentral soal adanya intervensi senior dewan kepada juniornya.
Sebagai pemateri kunci acara SARUKUN menghadirkan anggota dewan muda dari Fraksi PKB Moh. Apif Firmansyah, S. Sy, dan Nurcholis Mauludianyah dari Fraksi Gerindra. Sementara Ade Abdul Jafar Sidik dari Fraksi PAN memilih tidak hadir, karena beralasan ada rapat fraksi. Disamping itu SARUKUN juga menghadirkan Ketua KNPI, Masuri, SPd serta dari akademisi dari UNISA DR. EMAN dan Deden Rijalul Umam dari unsur media.
Sebagai pemantik diskusi, DR Eman, menyinggung terkait keterlibatan secara mendalam terkait peran serta parlemen muda di dewan. Menurutnya, peran serta kaum muda di dewan masih dibayang-bayangi oleh para seniornya di parpol.
“Jangan sampe anggota dewan yang masih muda ini terkontaminasi oleh para seniornya untuk memuluskan kepentingan pribadinya saja. Dia harus berani mewarnai dan menjadi pembeda untuk bertanggung jawab kepada masyarakat dan konstituennya,” tutur Warek II UNiSA itu.
Pernyataan, Eman, ditimpali cepat oleh Deden Rijalul Umam. Sebagai seorang jurnalis yang kerap meneropong kinerja eksekutif dan legislatif, menilai generasi muda di parlemen masih belum bisa berkutik dengan para seniornya karena harus tunduk dan patih terhadap aturan partai.
“Jadi begini, pada akhirnya para parlemen muda tetap tidak akan berkutik, karena mereka harus patuh dan tunduk pada seniornya (ketua partai,red). Dicontohkan lewat aksi Paripurna AKD yang tidak kunjung usai. Maka itu, jangan lagi berbicara atas nama kepentingan rakyat, karena deadlock nya AKD menyebabkan terhambatnya anggaran ke rakyat hanya untuk mendapat jabatan di dewan,” tegas Deden.
Lain halnya dengan Moh Agung dari IMM, Ia mempertanyakan soal lemahnya Pengawasan yang dilakukan oleh anggota dewan terhadap eksekutif pada hasil kinerja eksekutif. Dewan lebih terangsang menyoroti hanya pada awal penganggaran dan pembangunan namun ketika menyoroti hasilnya terkesan cuek.
Smentara itu ketua KPU Asep Z Fauzi yang juga hadir sebagai peserta menyatakan bahwa anak muda kedepan harus mengambil alih ruang ruang strategis di parlemen seperti menjadi ketua partai, bagaimana bisa smua kepentingan pemuda bisa terwujud kalo kekuasaannya masih terbatas.
Menanggapi pernyataan yang kerap menyudutkan para parlemen muda, Apip Firmansyah, meluruskan bahwa sebagai petugas partai memang dirinya harus taat dan patuh akan perintah partai yang tentunya dipimpin oleh seniornya di partai. Namun, Dia menampik bahwa keputusan yang diambil oleh ketuanya adalah semata-mata karena kepentingan pribadi.
“Jadi begini, di fraksi dalam mengambil mekanisme keputusan tentu ada prosesnya. Kita memang patuh dan fatsun. Tapi, dalam mengambil setiap kebijakan di F PKB selalu mengedepankan dialog dan berdiskusi, semua anggota bisa mengusulkan dan memberikan masukan yang sama yang berujung kepada keputusan partainya. Jadi, bukan serta merta semua keputusan atas dasar ketua, tapi kami juga berdialektika didalamnya,” jelas Apip.
Sama halnya dengan Apip, anggota Fraksi Gerindra, Nurcholis Maulidiansyah, yang akrab disapa Oi, menekankan bahwa dirinya akam memegang teguh janji kampanyenya untuk kepentinyan masyarakat dan konstituennya.
“Saya baru bekerja belum genap 2 bulan. Tentunya, saya hari ini masih terus belajar. Meski di dewan itu tidak memiliki visi-misi karena yang memiliki visi misi iti adalah eksekutif, namun kami di dewan akan memastikan visi misi dan program kerja eksekutif harus berjalan baik sesuai dengan mestinya untuk kepentingan masyarakat,” papar Oi.
Sementara itu menutup acara, Ilham Ramdhani sebagai Pendiri SARUKUN menyatakan SARUKUN merupakan kumpulan anak muda diperantauan yang bernisiatif membangkitkan gairah bernarasi dan berangumentasi untuk kemajuan kuningan.
“Insya Allah acara ini akan kita lakukan rutin dengan tema yang berbeda,” ucap Ilham.
Kegiatan diskusi yang diadakan sejak pukul 14.30 sampai 17.30, di cafe Balcony Winduhaji itu dihadiri juga dengan perwakilan elemen pemuda dan mahasiswa seperti Pemuda Muhammadiyah, IMM, HMI, PMII, GMNI, Pemuda Katolik, Bem Uniku, Bem Stiku, Bem Unisa, Bem STKIP, Pemuda Pancasila. (Elly Said)